Rabu, 02 September 2015

Yuk Intip! Wawancara eksklusif BOC dengan Yulius Daniel Mulyadi: Manusia Paling Ganteng Sejagat Mandarin 2015



Kali ini Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Unnes membuat kehobohan, Pasalnya dari 28 anak yang diterima di prodi Mandarin 2015 hanya terdapat satu mahasiswa laki laki. Benar! Dialah Yulius Daniel Mulyadi orang TEGGAL, penasaran? Yuk lihat kisah mengharu birunya di bawah ini.


Sebelumnya maaf jika tulisan ini mengandung  kadar kelebaian yang cukup tinggi.

… pada suatu hari, di samping gedung B4.

BOC: Dek Yulius emang  kamu asalnya darimana?

Yulius: Ooo,, Kebetuan saya dari Tegal. 

Boc: Kamu kan masuk di prodi Mandarin, sebelumnya apakah  kamu sudah pernah mendapat pelajaran Bahasa Mandarin?

Yulius: Sebenarnya sih belum pernah kak, malahan saya di SMA dapatnya  pelajaran Bahasa Jepang. Tapi dulu pas SD sempat mendapat pengajaran Bahasa Mandarin selama 6 tahun.

BOC: Dek Yulius kaget gak, setelah  tau bahwa dek yulius ternyata cuma  satun satunya putra yang diterima di PBM 2015?

Yulius: Pas pertama tau sih bingung, kaget, kok bisa seperti itu. Tapi setelah tau bahwa laki laki di angkatan atas juga sedikit. Saya berpikir, memang bahasa mandarin ya seperti ini. Laki laki nya sedikit. Berarti memang Mandarin itu pilihan. Dan saya sudah benar benar sadar dengan pilihan saya di Pendidikan Bahasa Mandarin Unnes. Apalagi saya anak bidikmisi. Dimana tidak bisa seenaknya keluar masuk jurusan. Benar benar sudah ada tanggung jawab yang  besar disana.

BOC: Waah salut sama dek yulius yang ternyata sudah niat banget masuk mandarin. Emang apa sih alas an kamu masuk mandarin?

Yulius: Banyak, pertama karena Bahasa Mandarin dipakai di banyak negara, juga karena Mandarin adalah bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dunia. Yang jelas, bahasa Mandarin sedang trend trendnya sekarang ini.

BOC: Apa dek yulius keturunan?

Yulius: Oia, benar. Orang tua saya dua duanya adalah orang Tionghoa, hanya saja menurut sejarah karena keluarga kami keturuna Tionghoa yang kedatanganya sudah sejak zaman dahulu. Makanya kulitnya sudah menyesuaikan dengan keadaan lingkungan Indonesia yang tropis. Hehe

BOC: Dek yulius sepertinya sangat menyukai kesenian Tionghoa?

Yulius: Benar sekali, sebagai keturunan saya merasa wajib untuk melestarikan kesenian Tionghoa. Saya sudah pernah belajar shufa, walaupun sulit. Karena dalam menulis shufa butuh keseimbangan emosi dimana itu adalah hal yang cukup sulit. Saya juga sudah memiliki alat music namanya dizi, sejenis alat tiup seperti seruling.

BOC: Dek yulius punya berapa saudara?

Yulius: saya total tiga bersaudara, dari ketiga itu hanya saya saja yang kuliah. Maka dari itu kesempatan kuliah di unnes ini merupakan anugerah yang luar biasa dari Tuhan. Dan saya sangat bersyukur dalam hal ini. Oleh karena itu saya sangat semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan perkuliahan kedepan.

BOC: Oke  dek Yulius, terimakasih sudah mau berbagi inspirasi. Pesan dari kakak terus teruslah belajar , mencari ilmu, karena hidup ini dalah pilihan. Jalan sukses sudah terbentang di depan mata. Tinggal kita yang  memutuskan apakah tetap lurus lewat jalan tersebut atau tidak fokus bahkan  berhenti , tergoda dengan kesenangan yang ada di pinggir jalan itu.


Yap, itulah sedikit wawancara tentang perjalanan seorang Yulius hingga bisa diterima di prodi tercinta kita, Pendidikan Bahasa Mandarin Unnes. Yuk  bagi temen temen yang ingin memberi semangat untuk adik2 maba PBM 2015 bisa tulis semangatnya di kolom komentar. Terimakasih..

4 komentar: