Kali ini Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Unnes membuat
kehobohan, Pasalnya dari 28 anak yang diterima di prodi Mandarin 2015 hanya
terdapat satu mahasiswa laki laki. Benar! Dialah Yulius Daniel Mulyadi orang
TEGGAL, penasaran? Yuk lihat kisah mengharu birunya di bawah ini.
Sebelumnya maaf jika tulisan ini mengandung kadar kelebaian yang cukup tinggi.
… pada suatu hari, di samping gedung B4.
BOC: Dek Yulius emang
kamu asalnya darimana?
Yulius: Ooo,, Kebetuan saya dari Tegal.
Boc: Kamu kan
masuk di prodi Mandarin, sebelumnya apakah
kamu sudah pernah mendapat pelajaran Bahasa Mandarin?
Yulius: Sebenarnya sih belum pernah kak, malahan saya di SMA
dapatnya pelajaran Bahasa Jepang. Tapi
dulu pas SD sempat mendapat pengajaran Bahasa Mandarin selama 6 tahun.
BOC: Dek Yulius kaget gak, setelah tau bahwa dek yulius ternyata cuma satun satunya putra yang diterima di PBM
2015?
Yulius: Pas pertama tau sih bingung, kaget, kok bisa seperti
itu. Tapi setelah tau bahwa laki laki di angkatan atas juga sedikit. Saya
berpikir, memang bahasa mandarin ya seperti ini. Laki laki nya sedikit. Berarti
memang Mandarin itu pilihan. Dan saya sudah benar benar sadar dengan pilihan
saya di Pendidikan Bahasa Mandarin Unnes. Apalagi saya anak bidikmisi. Dimana
tidak bisa seenaknya keluar masuk jurusan. Benar benar sudah ada tanggung jawab
yang besar disana.
BOC: Waah salut sama dek yulius yang ternyata sudah niat
banget masuk mandarin. Emang apa sih alas an kamu masuk mandarin?
Yulius: Banyak, pertama karena Bahasa Mandarin dipakai di
banyak negara, juga karena Mandarin adalah bahasa yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat dunia. Yang jelas, bahasa Mandarin sedang trend trendnya sekarang ini.
BOC: Apa dek yulius keturunan?
Yulius: Oia, benar. Orang tua saya dua duanya adalah orang Tionghoa,
hanya saja menurut sejarah karena keluarga kami keturuna Tionghoa yang
kedatanganya sudah sejak zaman dahulu. Makanya kulitnya sudah menyesuaikan
dengan keadaan lingkungan Indonesia yang tropis. Hehe
BOC: Dek yulius sepertinya sangat menyukai kesenian
Tionghoa?
Yulius: Benar sekali, sebagai keturunan saya merasa wajib
untuk melestarikan kesenian Tionghoa. Saya sudah pernah belajar shufa, walaupun
sulit. Karena dalam menulis shufa butuh keseimbangan emosi dimana itu adalah
hal yang cukup sulit. Saya juga sudah memiliki alat music namanya dizi, sejenis
alat tiup seperti seruling.
BOC: Dek yulius punya berapa saudara?
Yulius: saya total tiga bersaudara, dari ketiga itu hanya
saya saja yang kuliah. Maka dari itu kesempatan kuliah di unnes ini merupakan
anugerah yang luar biasa dari Tuhan. Dan saya sangat bersyukur dalam hal ini.
Oleh karena itu saya sangat semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan
perkuliahan kedepan.
BOC: Oke dek Yulius,
terimakasih sudah mau berbagi inspirasi. Pesan dari kakak terus teruslah
belajar , mencari ilmu, karena hidup ini dalah pilihan. Jalan sukses sudah
terbentang di depan mata. Tinggal kita yang
memutuskan apakah tetap lurus lewat jalan tersebut atau tidak fokus
bahkan berhenti , tergoda dengan
kesenangan yang ada di pinggir jalan itu.
Yap, itulah sedikit wawancara tentang perjalanan seorang
Yulius hingga bisa diterima di prodi tercinta kita, Pendidikan Bahasa Mandarin
Unnes. Yuk bagi temen temen yang ingin
memberi semangat untuk adik2 maba PBM 2015 bisa tulis semangatnya di kolom
komentar. Terimakasih..